demi bintang yang
bertabur dilangit, bidadari ini duduk dihadapanku, berbicara padaku, suaranya
merdu dan wajahnya bercahayakan terang rembulan, cantiknya adalah diluar
kata-kataku, dan hatinya adalah cinta dengan limpahan asa, hai bidadari perebut
hatiku bolehkah aku bersanding denganmu, menggapai angan bersama-sama, merajut
asa terangkai menjadi satu kenangan…
ungkapan hati dari
lelaki hina yang bukan saja menyembahmu tapi merindumu, sejak awal pertama
bertemu dan engkau dengan wajah ayumu membuatku terpana dan terpenuhi gelora
asmara..
bagiku malam tak
lagi malam ketika ada dirimu, malam telah beranjak menjadi pagi yang cerah,
bukan saja semangat yang menjalar dalam diriku tapi dirimu bayang-bayangmu
merasa bersatu dengan hati ini..
kekasih ingin
kupanggil dirimu seperti itu tapi bukan main, hinanya diriku tak akan mampu
membuatmu membalas rasaku, bukan karena aku merasa rendah diri, meski memang ya
aku rendah diri dihadapan putri cantik bak malaikat sepertimu!
Astaga dengan
keanggunan angsa istana kau seperti bidadari turun dan kupastikan engkau tak
akan pernah naik lagi ke kahyangan..
Inilah rasa yang
telah bersatu dalam detak jantungku dan setiap nafasku, berharap engkaulah yang
menjadi segalanya berubah menjadi hidupku seutuhnya.
No comments:
Post a Comment