Pendidik adalah sebuah kata yang fenomenal menurut
gue, gimana enggak, dengan gaji yang katanya kecil bin ajaib, yang katanya bisa
hidup dengan mobil keren berarti ada apa-apanya saja merupakan seorang tokoh
yang harus dan wajib dimiliki oleh sebuah Negara.
Namun sebenarnya pendidik di jaman ini adalah sebuah
anugerah tersendiri, dimana pada tiap akhir tahun atau kenaikan semester selalu
mendapatkan “bonus” menyenangkan. Menjadi pendidik pun merupakan dambaan
tersendiri dewasa ini, terlebih bila ia mencakup sebagai dosen maka beasiswa
full S2 pun terpampang sangat jelas didepan mata. Terus sebenernya yang mau gue
angkat di sini tuh apa sih?
Okey, menjadi pendidik memang bukanlah tantangan yang
mudah bila kita tidak mencintai profesi ini, seringnya seseorang terpaksa atau
akhirnya karena tidak ada pilihan terjun dalam bidang ini, itu merupakan
kesalahan besar atau bila ia tidak dengan baik menekuni bidang ini itu juga
disebut dengan kesalahan, nikmatnya menjadi pendidik tidak serta merta
dikondisikan dengan tingginya kualitas (dan kuantitas) untuk para pendidik dan
ini juga yang menyebabkan para terdidik tidak terkonsentrasi pada tingkat yang
lebih mumpuni. Godaan untuk berkumpul dalam sebutan Perkotaan pun menjadi
sebuah andil tersendiri. Bayangkan bagaimana indahnya kehidupan perkotaan yang
biasanya lebih menjanjikan daripada Pedesaan yang (maaf) sangat tidak
menjanjikan. Bagaimana para pelaku pendidik biasanya lebih mementingkan egonya
daripada pengorbanannya, namun ini semua tidak juga dapat disalahkan karena
pemerintah sendiri kadang kurang memperhatikan kesejahteraan dan mengabaikan
kenaikan pangkat dari banyak tenaga pendidik yang kompeten.
Tapi ini adalah masalah yang sangat luas, dengan
tidak mengabaikannya mari kita persempit ini kedalam jiwa para tenaga pendidik
kita yang tercinta.
Pendidik seringkali disebut dengan guru, dan kita
tahu guru adalah nafas bagi kehidupan yang kita jalani, dan pedoman bagi
kehidupan kita. Guru adalah seorang sosok yang mengajar bukan saja melalui
pikiran dan akalnya tapi harusnya dengan hati juga, layaknya seorang pemimpin,
Guru yang mengajar dengan kasih sayang dan keikhlasan akan lebih diterima oleh
para terdidik atau murid.
Ini semua sebenarnya adalah pengalaman yang gue alami
sebagai mahasiswa, bagaimana akhirnya dosen gue yang tercinta membuat gue seutuhnya
mencintai bagaimana mengajar dengan hati
dan tanpa imbalan!
Benar-benar sebuah keajaiban bagaimana seorang
pendidik dapat begitu inspiratif dan menggerakkan gue yang katakanlah beradat
keras menjadi lunak dan lumer dan dengan cepat dapat mengatakan baik akan saya
lakukan dan saya ajarkan. Ini menarik bagaimana ketika dosen gue yang dengan
suara lantangnya mengajarkan bagaimana hidup melalui mata kuliahnya, dia
mengajarkan statistika padahal, sebuah materi yang menurut gue satu-satunya materi
kuliah yang tidak memerlukan campur tangan Tuhan karena bersifat eksak dan
pasti, tapi ajaibnya dia mengajarkan kepada gue sisi lain dari statistika yang
membuat gue menyadari akan kehidupan yang lain, kehidupan yang tidak pasti dan
bagaimana kita menemukan kebenaran akannya. Dia jugalah pendidik yang paling
aspiratif dengan tegas mengatakan bahwa kehidupan adalah impian raihlah, dan
pendidik yang menurut gue adalah seorang motivator yang akhirnya menghantarkan
gue kepada sebuah babak baru dalam hidup gue.
Menjadi seorang Asisten Laboratorium di kampus,
seorang pengajar bagi para adik kelas. Inilah menurut gue ajaibnya pendidik,
kala itu gue sungguh putus asa (sebelumnya gue pernah daftar jadi aslab, tapi
gagal dan gue gak bakal nyoba lagi) tapi dia, seorang dosen yang mengajarkan
bahwa kehidupan adalah sebuah perjuangan dengan kerendahan hati, membuat gue
mencoba dan tibalah gue hari ini menjadi seorang pengajar (yang meski bukan
resmi dengan status guru atau dosen) tapi mengajarkan kepada adik kelas.
Inilah menurut gue seorang dosen dambaan dan harusnya
begini standar dosen, mengajar bukan sebatas bangku pendidikan tapi bagaimana pendidikan itu dapat menghantarkan
kita kepada sebuah kehidupan yang baik dan bagaimana pengaplikasiannya bukan
saja ditempat kita bekerja tapi dilingkungan kita berada. Mengharukan,
mengingat hanya segelintir tenaga pendidik yang seperti ini dan award untuk
pendidik seperti ini belum terapresiasi penuh.
Jadi sederhananya Negara kita mungkin kekurangan tenaga
pendidik yang mengajar dengan kesungguhan hati.
No comments:
Post a Comment