bukan
begitu?
Hujan
datang bersama awan gelap terlebih dahulu,
Mendung
kita menyebutnya,
Awan
itu menghantarkan kita kepada hal-hal yang tidak menyenangkan,
Kemudian
angin berdesir membawa aroma hujan,
Desir
angin itu merasuk kedalam hati terdalam,
Mengantarkan
kepada kotak kenangan,
Kunci
yang sengaja dihilangkan seketika muncul,
Dengan
angan ku pangku kotak itu,
Dengan
asa ku genggam kuncinya.
Tak
lama hujan turun.
Awalnya
rintik kecil,
tik
tik.. begitu bunyinya mulai membentuk nada-nada sendu
Lalu
rintik membesar,
Nada
berubah menjadi irama,
Sendu
berbaur dengan rasa yang pernah ada.
Kotak
kenangan terbuka meski kunci masih tergenggam,
Ingin
lah yang membukanya.
Segala
kenangan itu menguar begitu saja,
Membentuk
barisan-barisan tak terelakkan,
Hujan
semakin deras,
Dingin
makin terasa,
Tapi
kenangan itu berputar lambat-lambat,
Tergolek
akan kenangan itu,
Aku
terbawa arus.
Semakin
dirasa semakin sakit,
Hujan
menjadikan kenangan-kenangan menjadi gelap.
Senyum
sedih terukir mesra
Kini
nasibku seperti rintik hujan itu,
Lepas
dari Bumi bersama Langit,
Namun
dihempaskan dengan indah,
Untuk
kembali bercinta dengan bumi.
Seperti
itu terus.
Lepas
hempas tidak pernah bersama
Apa
tidak ada sejumput saja bahagia itu untukku?
No comments:
Post a Comment