Pernah suatu kali,
Aku menatap langit,
Bertanya pada Bintang,
Kapan jodohku muncul?
Pernah suatu hari,
Aku menatap ikan disungai,
Bertanya pada ikan,
Kapan jodohku datang?
Pernah siang itu,
Aku menatap langit,
Bertanya pada mentari,
Kapan jodohku melamar?
Kuulang setiap hari,
Agar aku tidak lupa,
Bahwa jodohku berlum terlihat.
Aku pernah menyerah,
Kukatakan pada mereka bahwa akan baik-baik saja,
Tapi ternyata tidak,
Aku tidak baik.
Aku menjawab baik,
Tapi tidak baik,
Aku merasa sepi dan butuh,
Lalu aku mulai bertanya lagi.
Kali ini aku bertanya pada bunga,
Bertanya pada hewan,
Bertanya pada batu yang mengapung.
Mereka hanya bergeming.
Aku menangis sambil tertawa,
Kuhibur diri,
Mengatakan bahwa jelaslah jodohku tidak terlihat,
Semesta pun bingung siapa jodohku.
Aku merajuk,
Aku mengejek,
Diriku yang terlihat terlalu apa adanya.
Kurubah diri demi jodoh yang belum terlihat,
Kupersiapkan semaksimal mungkin demi jodohku,
Aku merasa lebih baik.
Kemudian aku jatuh lagi dalam dilema hati,
Dimana jodohku bulan?
Dimana jodohku bintang?
Dimana jodohku matahari?
Aku termenung,
Aku berfikir.
Kenapa harus aku yang sulit menemukannya?
Bukan orang lain?
Aku berpegang pada bidang labil,
Aku bertanya pada benda mati.
Aku lupa,
Aku yang salah,
Aku meminta pada sesuatu yang salah.
Seharusnya pertanyaanku ditujukan untuk Tuhan dalam bentuk doa.
-FIN
Aku menatap langit,
Bertanya pada Bintang,
Kapan jodohku muncul?
Pernah suatu hari,
Aku menatap ikan disungai,
Bertanya pada ikan,
Kapan jodohku datang?
Pernah siang itu,
Aku menatap langit,
Bertanya pada mentari,
Kapan jodohku melamar?
Kuulang setiap hari,
Agar aku tidak lupa,
Bahwa jodohku berlum terlihat.
Aku pernah menyerah,
Kukatakan pada mereka bahwa akan baik-baik saja,
Tapi ternyata tidak,
Aku tidak baik.
Aku menjawab baik,
Tapi tidak baik,
Aku merasa sepi dan butuh,
Lalu aku mulai bertanya lagi.
Kali ini aku bertanya pada bunga,
Bertanya pada hewan,
Bertanya pada batu yang mengapung.
Mereka hanya bergeming.
Aku menangis sambil tertawa,
Kuhibur diri,
Mengatakan bahwa jelaslah jodohku tidak terlihat,
Semesta pun bingung siapa jodohku.
Aku merajuk,
Aku mengejek,
Diriku yang terlihat terlalu apa adanya.
Kurubah diri demi jodoh yang belum terlihat,
Kupersiapkan semaksimal mungkin demi jodohku,
Aku merasa lebih baik.
Kemudian aku jatuh lagi dalam dilema hati,
Dimana jodohku bulan?
Dimana jodohku bintang?
Dimana jodohku matahari?
Aku termenung,
Aku berfikir.
Kenapa harus aku yang sulit menemukannya?
Bukan orang lain?
Aku berpegang pada bidang labil,
Aku bertanya pada benda mati.
Aku lupa,
Aku yang salah,
Aku meminta pada sesuatu yang salah.
Seharusnya pertanyaanku ditujukan untuk Tuhan dalam bentuk doa.
-FIN
No comments:
Post a Comment