Hari itu seperti biasanya gue ngapelin komuter, gue sama komuter itu udah kayak belahan siku, meski lepas harus balik nempel lagi dan kayak biasanya juga, komuter hari ini terlambat. Kereta kedua yang punya jadwal berangkat 05.29 dari Bekasi geser gara-gara kereta langsung lewat jadi 05.40, alhasil kereta dengan jadwal 05.44 pun harus geser lagi. Untungnya sih gue dan kecekatan kaki gue yang segede tales bogor bisa naik kereta kedua (yang terlambat).
Selama gue naik kereta dari jaman kereta odong-odong seharga Rp. 1.500,- sampe sekarang harganya akumulatif jarak, baru sekali ini ada orang yang teriak gak sabar, sebelumnya mah paling gue cuman denger gerutuan pelan karena semuanya sadar bahwa yang kejebak disitu gak cuman dia.
Jadi begini nih kronologisnya,
Pas komuter berhenti dua stasiun setelah stasiun Bekasi, dimana ini adalah penumpang kereta terbanyak setelah stasiun Klender Baru, ada cewek yang bawa helm (kebetulan gue demennya naik di gerbong khusus cewek). Nah berhubung penduduk kereta khusus gerbong cewek itu beringas banget, doyannya madet-madetin tanpa ampun akhirnya cewek itu teriak..
"Eh jangan dorong-dorong dong, Anj*ing nih emang..."
Blaaammm, kau mendapatkan kesalahan nona. Semua senyap langsung menoleh pada perempuan yang bawa helm dan tanpa komando langsung bilang