Kita tahu bahwa setiap langkah yang kita ambil, hari yang kita lalui, kejadian dalam kehidupan ini memiliki makna, memiliki arti, menjadi pelajaran yang sangat berarti.
Siang ini kebetulan gue gak ada jadwal di depan komputer, tapi keliling Jakarta karena ada beberapa peralatan eskul yang kudu dibeli.
Mobil sekolah yang biasa dipake pun lagi berhalangan dipake sama unit lain, alhasil gue, kepala sekolah dan salah satu murid yang didaulat kepsek buat nemenin naik taksi ke daerah Jakarta Selatan.
Bukan sesuatu yang diduga juga, sampe bingung jelasinnya gimana dari awalnya gue cuman nanya ini itu sampe akhirnya tau dia punya anak berapa, rumahnya dimana dan pool-nya dimana.
Pertemuan dengan si Supir Taksi menurut gue adalah berkah sendiri, bukan karena si supir taksi ganteng terus gue jatuh cinta sama dia, dan ternyata dia adalah anak orang kaya. Bukan, bukan itu. Karena itu cuman ada di sinetron KW salah satu televisi swasta, disamping itu dia udah punya istri juga 3 anak coy..
"Bang, ini apa?" gue dengan polosnya tanya. Siang itu gue naik taksi bukan burung biru tapi saingannya yang warna putih. Berhubung terakhir gue naik taksi adalah ketika SMP dan ada barang aneh berupa layar macam tab di deket rem tangan dan ada HP nyangkut disetir mobilnya, penasaran ya gue tanya tab yang ada di deket rem tangan itu apa.
"Ini kalau misalnya ada order dari call centernya bu" jawabnya jelas banget, lalu gue nunjuk hp-nya
"itu apa?"
"ini handphone" anjiirr hahaha.. berasa keluar dari peradaban sekian lama gue, gue juga tau tuh handphone. Maksud gue kenapa dicantolin di setir. Gak lama abangnya ketawa
"ini aplikasi gr*btaksi bu" dan kemudian dia mempromosikan gr*btaksi yang sejatinya gak compatible sama hp gue yang jadulnya sama kayak muka gue. Berhubung gue sopan dan kepo akhirnya gue tanya banyak mengenai gr*btaksi ini dengan niatan biar taksinya gak sepi amat.
Kita ngobrolin banyak mengenai aplikasi yang sekarang lagi tenar dan ngakunya mempermudah kinerja jaman kini.
Mulai dari gimana bapak supir taksinya bisa kenalan sama gr*btaksi sampe akhirnya menjadi anggota #ciee, terus gimana mekanismenya terus lama-lama gue tertarik jadi supir gr*btaksi wkwkwkwk...
Dan yang baru gue tau kemudian, si bapak supir taksi ini tidak melakukan penyetoran kepada manajemen gr*btaksi tapi bila penumpang ada yang memakai kupon atau dapat potongan, esok harinya potongannya akan direimburse dan ditransfer ke rekening bapak supir taksi. Lalu yang jadi pertanyaan gue, gimana alur kerja uang dalam dunia maya, sehingga aplikasi gr*btaksi bisa memberikan uang (kupon/potongan harga) sedangkan mereka tidak mendapatkan setoran dari si bapak supir taksi, kayak manajemen resmi yang menaungi bapak supir taksi bekerja. Kalo kata neng Raisa ini kayak teka teki.
Bapak supir taksi juga mengumandangkan bagaimana supir nakal ataupun pelanggan nakal. Kita ngobrol asik sampe lupa dibelakang ada kepsek dan anak murid yang jadi pendengar setia. Sampe akhirnya terjadi percakapan yang kalo kata juri stand up comedy patahnya berasa.
Dari ngobrolin yang umum seputar pekerjaannya gue sampe lupa kenapa akhirnya bisa merambah ke dunia pribadinya, tapi emang dasar si bapak supir taksi yang terbuka juga ngebuat gue ngambil hikmah kehidupannya.
"Saya ini lulusan perhotelan" dan blaamm.. shit men, dia lulusan perhotelan dan kok bisa sekarang jadi supir taksi.
Gue sempet nyelutuk itu dan dia cuman ketawa sambil bilang
"namanya juga lika liku kehidupan bu"
Lulusan perhotelan, sempet kerja di bidang perhotelan lalu jadi manager head salah satu leasing terbesar di jakarta.
"Penggoda iman cowok itu cuma tiga bu, tahta, harta dan wanita. Cuman itu tapi mematikan"
dan gue cuman ketawa dengernya, masalahnya meski cuman tiga menurut gue udah ribuan lelaki masuk neraka cuman karena tiga hal itu. Cuma tiga hal yang bisa bikin loe hancur sampai ke dasar-dasarnya.
"Semakin tinggi tahta bu otomatis semakin menimbun harta dan wanita adalah hal yang paling gak bisa dihindari. Dulu setelah lulus dari perhotelan, saya juga sempat bekerja di dunia malam, tau sendirilah kehidupan gaul di Band*ng. Kelab malam dan pergaulan adalah hal paling fatal dalam kehidupan saya. Sampe akhirnya mapan punya istri dan punya anak saya tetap berkutat dengan dunia malam
Untungnya pekerjaan saya lancar-lancar aja, gak ada hambatan. Makanya saya bisa sampe ke tahta yang lumayan tinggi hanya dalam beberapa tahun, dalam hal pekerjaan bener-bener saya pegang dan serius. Sehingga meski saya larut dalam dunia malam tapi saya tetep fokus ke kerjaan"
Bapak supir taksinya bercerita sambil mengenang ditambah Jakarta Selatan siang ini mulai diguyur hujan, rasanya gue jadi ngeri aja saking terkenangnya masa lalu terus dia jadi nekad nabrakin diri di pantat gajah.
"Sampai sekarang saya senyesel-nyeselnya dengan kelakuan saya dahulu. Apa yang saya kerjakan sekarang ini sebagai supir taksi bukan hal yang saya inginkan, ya saya gak malu kerja begini. Halal kok. Orang tua sempet nentang pekerjaan saya yang begini, tapi ya saya mau bangun sendiri. Kayak yang tadi saya bilang bahwa pekerjaan sekarang ini adalah pelajaran buat saya, bahwa apa yang saya dapatkan sekarang ini adalah hasil dari apa yang saya perbuat dimasa lalu. Bener bu saya gak malu. Istilahnya gak ada kata terlambat untuk berubah. Meski sulit berjuang kembali dari nol dan kalau inget dulu rasanya nyesel banget tapi ya usaha dari sekarang. Sekarang saya mulai dari nol lagi, kepercayaan istri mulai dari nol lagi. Istri saya itu orangnya baik banget. Setia sama saya dari kejayaan sampe seancur-ancurnya saya begini, kalau dulu saya nekad cari yang baru saya mungkin gak bisa nemuin yang kayak dia ini. Sabar dan tabah ngehadepin saya dan kehidupan ini.
Fokus bekerja pun bukan demi dia sih bu, tapi demi diri saya sendiri. Apa yang dimulai karena orang lain dan bukan diri sendiri namanya gak berubah. Ya, namanya orang bu. Ada aja berbuat salahnya"
"Ibu gak nyangka kan, kenapa saya latar belakang begitu jadi supir taksi. Tapi begitulah hidup bu. Berhubung gak pernah ada kata terlambat untuk berubah selagi masih muda perbaikilah sebaik-baiknya kehidupan ini. Beberapa orang mungkin beruntung dengan lingkungan yang mendukung tapi beberapa kan enggak. Hidup bukan cuman untuk orang lain atau apa kata orang lain tapi sebaik-baiknya hidup untuk diri sendiri juga perlu, kita harus perduli sih bu. Karena pedulinya kita menjalar ke orang sekitar"
Bijak dan kata-kata yang keluar dari mulutnya memiliki tatanan dan semangat juang yang tinggi. Gue merasakan betapa menyesalnya dia terhadap kesalahan masa lalu dan bertekad bulat untuk memperbaikinya dimasa kini. Gue bukan hanya mengapresiasi penuh atas tekad dan kesadarannya, tapi gue mengapresiasi gimana dia menjalaninya. Kita belum tentu bisa menghadapinya layaknya dia, yang gue lebih salut adalah istriya yang setia pada pahit manis kehidupan berumah tangga, padahal kan kalo jahat istrinya bisa aja ninggalin dia dan 3 anaknya lalu pergi cari yang baru. Tapi ya gak gitu, istrinya malah setia disampingnya dan gue rasa atas apapun perubahan yang terjadi dia dengan setia mendukungnya.
Gue belajar banyak bahwa hanya diri kita yang mengendalikan kehidupan ini, hanya diri ini yang bisa mengijinkan apapun terjadi. Kita harus mulai mengendalikan diri untuk mengendalikan kehidupan, untuk menggerakkan layar mencapai tujuan dengan benar, karena kita tidak bisa mengubah arah angin.
Siang ini kebetulan gue gak ada jadwal di depan komputer, tapi keliling Jakarta karena ada beberapa peralatan eskul yang kudu dibeli.
Mobil sekolah yang biasa dipake pun lagi berhalangan dipake sama unit lain, alhasil gue, kepala sekolah dan salah satu murid yang didaulat kepsek buat nemenin naik taksi ke daerah Jakarta Selatan.
Bukan sesuatu yang diduga juga, sampe bingung jelasinnya gimana dari awalnya gue cuman nanya ini itu sampe akhirnya tau dia punya anak berapa, rumahnya dimana dan pool-nya dimana.
Pertemuan dengan si Supir Taksi menurut gue adalah berkah sendiri, bukan karena si supir taksi ganteng terus gue jatuh cinta sama dia, dan ternyata dia adalah anak orang kaya. Bukan, bukan itu. Karena itu cuman ada di sinetron KW salah satu televisi swasta, disamping itu dia udah punya istri juga 3 anak coy..
"Bang, ini apa?" gue dengan polosnya tanya. Siang itu gue naik taksi bukan burung biru tapi saingannya yang warna putih. Berhubung terakhir gue naik taksi adalah ketika SMP dan ada barang aneh berupa layar macam tab di deket rem tangan dan ada HP nyangkut disetir mobilnya, penasaran ya gue tanya tab yang ada di deket rem tangan itu apa.
"Ini kalau misalnya ada order dari call centernya bu" jawabnya jelas banget, lalu gue nunjuk hp-nya
"itu apa?"
"ini handphone" anjiirr hahaha.. berasa keluar dari peradaban sekian lama gue, gue juga tau tuh handphone. Maksud gue kenapa dicantolin di setir. Gak lama abangnya ketawa
"ini aplikasi gr*btaksi bu" dan kemudian dia mempromosikan gr*btaksi yang sejatinya gak compatible sama hp gue yang jadulnya sama kayak muka gue. Berhubung gue sopan dan kepo akhirnya gue tanya banyak mengenai gr*btaksi ini dengan niatan biar taksinya gak sepi amat.
Kita ngobrolin banyak mengenai aplikasi yang sekarang lagi tenar dan ngakunya mempermudah kinerja jaman kini.
Mulai dari gimana bapak supir taksinya bisa kenalan sama gr*btaksi sampe akhirnya menjadi anggota #ciee, terus gimana mekanismenya terus lama-lama gue tertarik jadi supir gr*btaksi wkwkwkwk...
Dan yang baru gue tau kemudian, si bapak supir taksi ini tidak melakukan penyetoran kepada manajemen gr*btaksi tapi bila penumpang ada yang memakai kupon atau dapat potongan, esok harinya potongannya akan direimburse dan ditransfer ke rekening bapak supir taksi. Lalu yang jadi pertanyaan gue, gimana alur kerja uang dalam dunia maya, sehingga aplikasi gr*btaksi bisa memberikan uang (kupon/potongan harga) sedangkan mereka tidak mendapatkan setoran dari si bapak supir taksi, kayak manajemen resmi yang menaungi bapak supir taksi bekerja. Kalo kata neng Raisa ini kayak teka teki.
Bapak supir taksi juga mengumandangkan bagaimana supir nakal ataupun pelanggan nakal. Kita ngobrol asik sampe lupa dibelakang ada kepsek dan anak murid yang jadi pendengar setia. Sampe akhirnya terjadi percakapan yang kalo kata juri stand up comedy patahnya berasa.
Dari ngobrolin yang umum seputar pekerjaannya gue sampe lupa kenapa akhirnya bisa merambah ke dunia pribadinya, tapi emang dasar si bapak supir taksi yang terbuka juga ngebuat gue ngambil hikmah kehidupannya.
"Saya ini lulusan perhotelan" dan blaamm.. shit men, dia lulusan perhotelan dan kok bisa sekarang jadi supir taksi.
Gue sempet nyelutuk itu dan dia cuman ketawa sambil bilang
"namanya juga lika liku kehidupan bu"
Lulusan perhotelan, sempet kerja di bidang perhotelan lalu jadi manager head salah satu leasing terbesar di jakarta.
"Penggoda iman cowok itu cuma tiga bu, tahta, harta dan wanita. Cuman itu tapi mematikan"
dan gue cuman ketawa dengernya, masalahnya meski cuman tiga menurut gue udah ribuan lelaki masuk neraka cuman karena tiga hal itu. Cuma tiga hal yang bisa bikin loe hancur sampai ke dasar-dasarnya.
"Semakin tinggi tahta bu otomatis semakin menimbun harta dan wanita adalah hal yang paling gak bisa dihindari. Dulu setelah lulus dari perhotelan, saya juga sempat bekerja di dunia malam, tau sendirilah kehidupan gaul di Band*ng. Kelab malam dan pergaulan adalah hal paling fatal dalam kehidupan saya. Sampe akhirnya mapan punya istri dan punya anak saya tetap berkutat dengan dunia malam
Untungnya pekerjaan saya lancar-lancar aja, gak ada hambatan. Makanya saya bisa sampe ke tahta yang lumayan tinggi hanya dalam beberapa tahun, dalam hal pekerjaan bener-bener saya pegang dan serius. Sehingga meski saya larut dalam dunia malam tapi saya tetep fokus ke kerjaan"
Bapak supir taksinya bercerita sambil mengenang ditambah Jakarta Selatan siang ini mulai diguyur hujan, rasanya gue jadi ngeri aja saking terkenangnya masa lalu terus dia jadi nekad nabrakin diri di pantat gajah.
"Sampai sekarang saya senyesel-nyeselnya dengan kelakuan saya dahulu. Apa yang saya kerjakan sekarang ini sebagai supir taksi bukan hal yang saya inginkan, ya saya gak malu kerja begini. Halal kok. Orang tua sempet nentang pekerjaan saya yang begini, tapi ya saya mau bangun sendiri. Kayak yang tadi saya bilang bahwa pekerjaan sekarang ini adalah pelajaran buat saya, bahwa apa yang saya dapatkan sekarang ini adalah hasil dari apa yang saya perbuat dimasa lalu. Bener bu saya gak malu. Istilahnya gak ada kata terlambat untuk berubah. Meski sulit berjuang kembali dari nol dan kalau inget dulu rasanya nyesel banget tapi ya usaha dari sekarang. Sekarang saya mulai dari nol lagi, kepercayaan istri mulai dari nol lagi. Istri saya itu orangnya baik banget. Setia sama saya dari kejayaan sampe seancur-ancurnya saya begini, kalau dulu saya nekad cari yang baru saya mungkin gak bisa nemuin yang kayak dia ini. Sabar dan tabah ngehadepin saya dan kehidupan ini.
Fokus bekerja pun bukan demi dia sih bu, tapi demi diri saya sendiri. Apa yang dimulai karena orang lain dan bukan diri sendiri namanya gak berubah. Ya, namanya orang bu. Ada aja berbuat salahnya"
"Ibu gak nyangka kan, kenapa saya latar belakang begitu jadi supir taksi. Tapi begitulah hidup bu. Berhubung gak pernah ada kata terlambat untuk berubah selagi masih muda perbaikilah sebaik-baiknya kehidupan ini. Beberapa orang mungkin beruntung dengan lingkungan yang mendukung tapi beberapa kan enggak. Hidup bukan cuman untuk orang lain atau apa kata orang lain tapi sebaik-baiknya hidup untuk diri sendiri juga perlu, kita harus perduli sih bu. Karena pedulinya kita menjalar ke orang sekitar"
Bijak dan kata-kata yang keluar dari mulutnya memiliki tatanan dan semangat juang yang tinggi. Gue merasakan betapa menyesalnya dia terhadap kesalahan masa lalu dan bertekad bulat untuk memperbaikinya dimasa kini. Gue bukan hanya mengapresiasi penuh atas tekad dan kesadarannya, tapi gue mengapresiasi gimana dia menjalaninya. Kita belum tentu bisa menghadapinya layaknya dia, yang gue lebih salut adalah istriya yang setia pada pahit manis kehidupan berumah tangga, padahal kan kalo jahat istrinya bisa aja ninggalin dia dan 3 anaknya lalu pergi cari yang baru. Tapi ya gak gitu, istrinya malah setia disampingnya dan gue rasa atas apapun perubahan yang terjadi dia dengan setia mendukungnya.
Gue belajar banyak bahwa hanya diri kita yang mengendalikan kehidupan ini, hanya diri ini yang bisa mengijinkan apapun terjadi. Kita harus mulai mengendalikan diri untuk mengendalikan kehidupan, untuk menggerakkan layar mencapai tujuan dengan benar, karena kita tidak bisa mengubah arah angin.
Supir taksi ini bisa kerja sampingan jadi motivator nih.
ReplyDeletewah gue kurang setuju tuh, dia mungkin punya pengalaman hidup yang nyata tapi gue rasa kurang memenuhi aspek sebagai motivator bagi kebanyakan kalangan.
DeleteYap! Bekerja emang salah satu cara kita belajar. Belajar profesional, teamwork, tanggung jawab, dan menghadapi berbagai macam orang baru/klien itu sebuah tantangan tersendiri menurut gue. Meskipun gue sendiri masih kuliah... :))
ReplyDeletesip banget bray..
Delete