Tidak ada yang sempurna, itulah yang selalu dikatakan semua orang.
Mereka mengatakan hanya Tuhan Esalah yang sempurna, padahal tentulah
kita belum pernah melihatnya.
Tidak ada yang sempurna, anak-anak selalu diajarkan begitu, namun aku berpendapat sempurna bukan sesuatu yang haram bila dijadikan milik manusia.
Manusia dengan dua tangan, dua kaki, dua mata, dua telinga, satu hidung, satu mulut, organ yang lengkap adalah manusia yang sempurna secara lahiriah. Manusia yang baik, rela menolong sesama, tersenyum, rajin ibadah adalah manusia yang sempurna secara batiniah.
Lalu kemudian kalian akan mengatakan benarkan tidak ada yang sempurnya, buktinya tidak ada manusia yang sempurna secara lahiriah dan batiniah, maka bolehlah kalau aku katakan. Pikiran kalian cukup picik hingga mengatakan hal itu.
Menjadi manusia adalah tentang sebuah kebanggaan, yang bagi sebagian orang malah dirasuki oleh kebanggaan itu sendiri dan akhirnya menjadi sok penguasa, padahal mereka tau ada Tuhan Esa, dan bagi sebagian orang menjadi manusia adalah sebuah kutukan dari Yang Kuasa, karena begitu beratnya ujian yang mereka hadapi, padahal Tuhan tidak pernah mencobai umatnya melebihi kemampuannya (benarkah? lalu kalian mulai bertanya, bagaimana dengan bebanku? bagaimana dengan kehidupanku? tidak cukupkah bagi kita untuk menganggapnya terlalu berat?). Manusia diberikan Tuhan setan dan malaikat, diberikan pengetahuan dasar tentang mereka, dan akhirnya kita patut memilih ingin menjadi apa, mau jadi apa.
Kita selalu dihadapkan pilihan absurd yang kadang kita sendiri tidak mengerti akan menghasilkan apa, akan menjadikan apa. Tapi itulah keindahan manusia, memiliki ketidakpastian ditengah rencana yang pasti.
Bukankah itu menyenangkan? mengetahui dirimu bisa jadi apa saja, bisa kemana saja ditengah rencana yang telah kamu susun rapi, ditengah nalarmu?
Manusia boleh berencana tapi Tuhan yang tetap akan memutuskan
Tidak, Tuhan bukannya tidak adil, tapi dia mengerti masa depan. Di tangannyalah dia merajut masa depan kita jauh dari imajinasi kita. Kita manusia senang bermain, maka Tuhan menciptakan permainan takdir, kita dimintanya memutuskan padahal Tuhan sudah memutuskan, kita dimintanya untuk meminta padahal Tuhan tau betul apa yang kita pinta. Bukankah ini menarik? Tuhan meminta kita berbicara padanya, Tuhan meminta kita langsung kepadaNya. Apakah Tuhan kesepian?
Kadang aku terusik pada kalimat itu, tidaklah baik bila aku terusik oleh Rahmatnya maka biarkan aku bertanya, Apakah menurut kalian Tuhan kesepian?
Dia meminta kita selalu berdoa pada waktunya, meminta kita bersyukur atas nikmat yang telah Ia berikan, meminta kita untuk belajar mengucapkan terima kasih, belajar untuk berdoa tentang rasa syukur dan nikmat, dan dia meminta kita berbicara dalam tiap jengkal kata yang keluar dari mulut kita. Ah, sungguhlah.. Tuhan meminta kita sebelum tidur sesudah tidur berbicara kepadanya, meminta kita sebelum makan sesudah makan berbicara kepadanya, meminta kita ketika dalam masalah, ketika sedang berbahagia bercerita kepadanya. dan Tuhan pun akan tersenyum bahagia ketika kita berbicara padanya sekalipun itu keluhan.
Itulah Tuhan Esa, kadang dia mengeluh kepada kita, jikalau kita terlalu sering bersenang-senang terhadap kehidupan, kadang dia iseng memberikan si sabar ujian dan memberikan hadiah terindah diujung ujian, kadang dia iseng membuat kita tersandung dan menantikan kita memanggil namanya untuk kembali bangkit.
Apakah Tuhan kesepian? membutuhkan teman untuk saling berbagi cerita, berbagi beban dan saling berbagi canda tawa. Pernahlah sekali kudengar, tawamu yang kamu bagikan bersama orang lain adalah tertawa bersama Tuhan, apa yang telah kamu bagi dengan yang lain adalah Berbagi dengan Tuhan. Dia bisa menjadi siapa saja, karena dia memang siapa saja, karena memang kita milik dia dan selamanya kita akan selalu membutuhkannya. Tuhan hanya ingin kita berbicara selalu padanya, tidak melupakannya layaknya hati yang tak ingin tersia-siakan.
Tuhan,
Apakah Tuhan kini masih kesepian?
Tidak ada yang sempurna, anak-anak selalu diajarkan begitu, namun aku berpendapat sempurna bukan sesuatu yang haram bila dijadikan milik manusia.
Manusia dengan dua tangan, dua kaki, dua mata, dua telinga, satu hidung, satu mulut, organ yang lengkap adalah manusia yang sempurna secara lahiriah. Manusia yang baik, rela menolong sesama, tersenyum, rajin ibadah adalah manusia yang sempurna secara batiniah.
Lalu kemudian kalian akan mengatakan benarkan tidak ada yang sempurnya, buktinya tidak ada manusia yang sempurna secara lahiriah dan batiniah, maka bolehlah kalau aku katakan. Pikiran kalian cukup picik hingga mengatakan hal itu.
Menjadi manusia adalah tentang sebuah kebanggaan, yang bagi sebagian orang malah dirasuki oleh kebanggaan itu sendiri dan akhirnya menjadi sok penguasa, padahal mereka tau ada Tuhan Esa, dan bagi sebagian orang menjadi manusia adalah sebuah kutukan dari Yang Kuasa, karena begitu beratnya ujian yang mereka hadapi, padahal Tuhan tidak pernah mencobai umatnya melebihi kemampuannya (benarkah? lalu kalian mulai bertanya, bagaimana dengan bebanku? bagaimana dengan kehidupanku? tidak cukupkah bagi kita untuk menganggapnya terlalu berat?). Manusia diberikan Tuhan setan dan malaikat, diberikan pengetahuan dasar tentang mereka, dan akhirnya kita patut memilih ingin menjadi apa, mau jadi apa.
Kita selalu dihadapkan pilihan absurd yang kadang kita sendiri tidak mengerti akan menghasilkan apa, akan menjadikan apa. Tapi itulah keindahan manusia, memiliki ketidakpastian ditengah rencana yang pasti.
Bukankah itu menyenangkan? mengetahui dirimu bisa jadi apa saja, bisa kemana saja ditengah rencana yang telah kamu susun rapi, ditengah nalarmu?
Manusia boleh berencana tapi Tuhan yang tetap akan memutuskan
Tidak, Tuhan bukannya tidak adil, tapi dia mengerti masa depan. Di tangannyalah dia merajut masa depan kita jauh dari imajinasi kita. Kita manusia senang bermain, maka Tuhan menciptakan permainan takdir, kita dimintanya memutuskan padahal Tuhan sudah memutuskan, kita dimintanya untuk meminta padahal Tuhan tau betul apa yang kita pinta. Bukankah ini menarik? Tuhan meminta kita berbicara padanya, Tuhan meminta kita langsung kepadaNya. Apakah Tuhan kesepian?
Kadang aku terusik pada kalimat itu, tidaklah baik bila aku terusik oleh Rahmatnya maka biarkan aku bertanya, Apakah menurut kalian Tuhan kesepian?
Dia meminta kita selalu berdoa pada waktunya, meminta kita bersyukur atas nikmat yang telah Ia berikan, meminta kita untuk belajar mengucapkan terima kasih, belajar untuk berdoa tentang rasa syukur dan nikmat, dan dia meminta kita berbicara dalam tiap jengkal kata yang keluar dari mulut kita. Ah, sungguhlah.. Tuhan meminta kita sebelum tidur sesudah tidur berbicara kepadanya, meminta kita sebelum makan sesudah makan berbicara kepadanya, meminta kita ketika dalam masalah, ketika sedang berbahagia bercerita kepadanya. dan Tuhan pun akan tersenyum bahagia ketika kita berbicara padanya sekalipun itu keluhan.
Itulah Tuhan Esa, kadang dia mengeluh kepada kita, jikalau kita terlalu sering bersenang-senang terhadap kehidupan, kadang dia iseng memberikan si sabar ujian dan memberikan hadiah terindah diujung ujian, kadang dia iseng membuat kita tersandung dan menantikan kita memanggil namanya untuk kembali bangkit.
Apakah Tuhan kesepian? membutuhkan teman untuk saling berbagi cerita, berbagi beban dan saling berbagi canda tawa. Pernahlah sekali kudengar, tawamu yang kamu bagikan bersama orang lain adalah tertawa bersama Tuhan, apa yang telah kamu bagi dengan yang lain adalah Berbagi dengan Tuhan. Dia bisa menjadi siapa saja, karena dia memang siapa saja, karena memang kita milik dia dan selamanya kita akan selalu membutuhkannya. Tuhan hanya ingin kita berbicara selalu padanya, tidak melupakannya layaknya hati yang tak ingin tersia-siakan.
Tuhan,
Apakah Tuhan kini masih kesepian?
Tuhan tidak akan pernah kesepian. Tuhan tidak akan pernah mau tahu apa kita beriman kepadanya atau tidak. Tuhan hanya "menawarkan" pilihan surga dan neraka. Setelah itu tuhan memberikan syarat dan ketentuan untuk bisa masuk ke salah satunya. Untuk mendukung itu semua, tuhan memberikan aturan - aturan (Takdir) yang akhirnya memberikan kita pilihan untuk bisa percaya kepadaNya atau tidak percaya kepadaNya.
ReplyDeletevoila, pemikiran yang menakjubkan. Menjawab dasar takdir terbentuk
Deletepemikiran yang bagus banget menurut gua. mungkin ini cara Tuhan supaya manusia tidak lupa siapa penciptanya.
ReplyDeletedan gue harus setuju sama loe, karena gue sendiri yakin. Tuhan punya sisi kemanusiaan, tidak ingin dilupakan.
DeleteBerat yah kalau mau Bahas Tuhan. Tuhan dan Manusia. Setidaknya manusia masih bisa memiliki sifat tuhan :)
ReplyDeleteyeah, terlalu berat hingga sulit mencari titik temu. Mengenal. Percaya. cukup 2 itu saja.
DeleteMudah-mudahan enggak.. Kan banyak hamba-Nya yang berdoa.. :D
ReplyDeletehaha sip :D
Delete