pagi itu ketika gue buka mata dan nonton berita, ada berita yang ngebuat gue tercengang seorang siswi SMP menjual teman-temannya sendiri a.k.a doi mucikari, yang saat itu ada di otak gue adalah MUCIKARI = SMP = BOCAH, eh buset gue langsung speechless dan bongkar bongkar google untuk nyari kelanjutan dari berita yang bersangkutan, dan eng ing eng tepatnya siang ini, gue nemuin hal yang ngebuat gue langsung garuk tembok, doi ternyata adalah mucikari handal yang menjadi saingan dari Ratu Mucikari
Keyko, kalo si ratu satu itu sih gue udah gak herman, karena emang profesi.
okey balik lagi ke bocah yang urung disebutkan namanya, awalnya dia jadi mucikari karena sebelumnya pernah diperlakukan sama, dijual ke om-om (yaah tak akan pernah ada asap kalo gak ada api kan) mungkin karena yang didapat sangat menggiurkan dia pun berpaling dari anak buah sampai akhirnya buka usaha secara mandiri. 6 bulan dia menjalani profesi ini dan sudah 7 orang termasuk kakaknya, kakaknya! gak tanggung-tanggung bagi-bagi dosanya, cara menjualnya pun sangat lihai dari bertemu klien, menyodorkan foto, deal dan taraa silahkan nikmati (kayak toko bagus ye -___- gampang bener),
ditambah lagi karena doi sempet jadi anak buah dan sepertinya dia punya potensi dalam hal pemasaran (mudah menjalin relasi) maka klien pun bukan disamperin tapi dateng sendiri, hebat gak tuh! #senyumsinis, yang lebih mirisnya temennya dijual 500rb, dia dapet bagian 250rb, edeehhh murah banget harga keperawanan atau minimal seks itulah.
apa aja sih sebenernya yang ngebuat bisnis ini menjadi berkembang apalagi sekarang sudah menjangkit anak-anak, ini masih dibawah umur loh, dan hukum belum dapat menyentuh mereka..
apa moral sudah tak ada pada mereka?
apa kebutuhan mendesak mereka?
apa masalah finansial menjadi masalah utama?
apa ini menjadi kesenangan untuk mereka?
apa mereka butuh gaya tapi gak punya uang?
atau ada hal lain?
ini sedikit pertanyaan yang terlintas di benak gue..
dan gue yakin kita semua berpedoman anak bangsa adalah perubah bangsa,
tapi ini bukan berarti gue memberatkan para mucikari bocah ini, yaah mungkin ada suatu alasan,
tapi bisakah alasan itu diterima secara nalar?
timbul pertanyaan lagi kan *gelenggeleng*
peduli yang gue maksud disini adalah bagaimana kita peduli pada lingkungan sekitar kita,
jaman modernisasi ini bukan saja pada era yang baru tapi juga pada pola pemikiran kita yang semakin tertekan dan semakin menginginkan, hawa nafsu pun dipacu untuk membuat lebih menjadi lebih dan menghasilkan lebih.
tuntutan ini kadang terlalu berat bagi kita, kadang terlalu indah untuk diangan-angankan dan kadang menjadi begitu menyeramkan hingga kita mencapai titik terendah dan akhirnya menyerah pada kehidupan..
menjadi sesuatu yang kita tau itu tidaklah baik dan bagus.
bayangkan apa yang terjadi pada bocah bocah ini,
ketika dimasa depan mereka menginginkan suami namun mereka harus menggenggam masa lalu yang begitu kelam?
ketika mereka harus menjelaskan bahwa mereka sudah terbutakan duniawi lalu akhirnya ditinggalkan.
well bagaimanapun..
kepeduliaan kita, kecintaan kita, dan kehidupan ini bukanlah soal bagaimana mengajari 1+1=2 tapi juga bagaimana mereka harus melawan arus kehidupan ini.
sumber ;
http://id.berita.yahoo.com/siswi-smp-jadi-mucikari-kakak-kandung-pun-ikut-105835312.html
http://www.jpnn.com/read/2013/06/10/176073/Siswi-SMP-Jadi-Mucikari-Siswi-SMP-dan-SMA-
http://www.merdeka.com/foto/peristiwa/pelajar-smp-di-surabaya-jadi-mucikari.html
wah murahan banget ya jual diri cuma gope dibagi dua pula. doooh mungkin mereka itu butuh duit, tapi ngelakuinnya dengan cara yang salah. atau bisa jadi kurangnya iman dan jauh dari Tuhan jadilah berprilaku kaya demikian. geleng2 pala deh -_-
ReplyDeletesetuju sama kak fina! kasian amat ya, keperawanannya cuma dihargain segitu. semoga aja gak ada lagi deh yang kayak gitu2
Deleteharga diri cuman seharga 250rb?? alamak.. o_0
ReplyDeletekurangnya penanaman dasar agama buat pengokohan iman bisa kayak gini nih.. semoga mereka cepet tobat, amin..
iya. tadi gue juga ngeliat beritanya di Tipi. nangis buat masa depan Indonesia.. :(
ReplyDeleteYatuhan.. miris
ReplyDeletemwo? o_O *Akibat ga punya tipi d kosan ga nonton berita*
ReplyDeleteNaudzubillah, semoga kita yang tersisa, dan anak-cucu kita kelak dijauhkan dari serangan macam begini. Semoga mereka segera disadarkan. Amiiinn...
Apapun alasannya mereka tetap ga boleh begini kan, harusnya? *idealis
Ini yang jelas kita harus evaluasi diri sendiri. Malu banget ga sih dengernya, apa yang kita lakuin sebenarnya selama ini?
aduuuhh astagfirullah.. aduuuuhh duuuh duuuh... ya Allah... itu kok bgitu siiih :( sediiiih bacanya. itukan sama aja merusak masa depan mereka sendiri...
ReplyDelete