wuih gue langsung menulis artikel ini ketika salah satu akun dalam fb gue membuat ini di statusnya
" .... ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami..."
awalnya gue cuman mikir ah doa bapa kami, tapi kemudian setelah ditimang-timang dipikir-pikir dan gak pake diraba karena gak bisa, gue kemudian berfikir dan menganalisa #halah, kata-kata ini begitu dalam dan begitu menyentuh,
ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami,
lalu sudah seberapa banyak gue mengampuni atau memaafkan orang-orang yang bersalah sama gue?
kalo begitu berapa dong kesalahan gue yang udah diampuni sama Tuhan?
well mulai dari sini pikiran-pikiran itu jadi menghantui kepala gue,
itu kata-kata yang begitu simple dan begitu indah tapi begitu diteliti gue jadi sadar gue sama sekali belum melakukan yang emang sudah seharusnya seperti sepenggal kata-kata itu mudah diucapkan sulit dilakukan..
padahal kalo dipikir-pikir udah milyaran bahkan bilyunan kali gue mengucap doa itu tapi kenapa juga baru kepikiran sekarang ini ya?
memaafkan itu bukanlah hal yang mudah dilakukan, mengucapkannya memang tidak butuh tenaga tapi ucapan yang asalnya dari hatilah yang membutuhkan kekuatan,
maaf bukan hanya sekedar kata-kata tanpa arti bagi mereka yang benar-benar merasa bersalah maaf adalah sebuah kata penyejuk hati dan menjadi hukuman agar tidak mengulang kesalahan yang sama.
esensi maaf sendiri memang ditanggapi berbeda tiap orang tapi mempunyai makna yang sama dalam pandangan semua orang.
kenapa kita tidak bisa memaafkan?
yang membuat kita tidak bisa memaafkan mungkin adalah seberapa menyakitkan dia untuk dikenang atau seberapa menyakitkan perlakuan dia kepada kita,
apakah besar kemungkinan kita untuk memaafkan mereka yang memperkosa kita?
tentunya sulit sekali tapi bukan berarti tidak mungkin untuk dilakukan, sungguh yang besar hatinyalah yang mampu memaafkan dan akhirnya menerima kejamnya keadaan.
kenapa ada dendam dalam hatiku?
hebatnya manusia adalah, bila mereka tidak menghendaki sesuatu terjadi pada mereka maka tidak akan pernah terjadi, bila mereka mau sifat mereka gembira maka mereka gembira, bila mereka mau jadi anak nakal maka mereka menjadi anak nakal, menurut gue gak ada yang pernah memaksa sifat kita, tapi kitalah yang membentuk sifat tersebut, sah sah saja bukan bila kita merubah sikap kita, itu semua kembali kepada diri kita, dan bagaimana dengan dendam? gue pernah denger seseorang berkata, "gue kalo udah benci ya benci selamanya" nah kalo semisal orang yang loe benci menjadi penolong loe bagaimana keadaannya?
berbalik 100% kan, loe gak mungkin benci dia..
dendam adalah suatu sifat yang bukannya tidak bisa diperbaiki, butuh kesabaran dan keikhlasan untuk merubah itu semua.
seperti gak semua preman jahat sifat kita pun gak pernah seutuhnya menjadi 100%,
gue gak pernah tuh nemuin 100% baik 100% jahat, yang gue pernah temuin adalah proporsi sederhana dari semua sifat, paling yang ngebedain proporsi itu adalah tanggapan pribadi kita, uniknya gak semua manusia punya cara pandang satu arah ^^
Berubah!
yaps ayoo berubah menjadi pemaaf, hihi..
jadi malu dulu gue begitu besarnya tekad untuk membalas perlakuan buruk dari orang ke gue, gue percaya bahwa hidup adalah sebuah cermin, perlakuan buruk harus mendapatkan yang buruk perlakuan baik harus mendapatkan yang terbaik, gue gak pernah berfikir mungkin cermin itu memberi perlakuan sama ke gue namun akan dibalas oleh cermin yang lain, simpel ya, perlakuan kita akan dibalas oleh yang lain, jadi kita gak perlu buat dosa (hihi)
berubah menjadi tidak pendendam apalagi menjadi pemaaf membutuhkan perjuangan keras, kesabaran, keikhlasan dan gak bisa didapatkan dengan hanya membalikkan badan saja, bener deh butuh perjuangan keras dan kemauan yang besar, tekad yang bulat sama kayak loe mau perang dan menaruh harapan dan kepercayaan untuk tetap hidup seusai perang, menjadi pemaaf pun seperti itu...
tapi yang pasti kalo kata JKT48 usaha keras tidak pernah mengkhianati guys, selalu ada buah dari besarnya perjuangan.
"memaafkan bukanlah perkara aku dan kamu tapi bagaimana ikhlasnya kita menerima keadaan ini dan berusaha untuk memperbaikinya bersama"
No comments:
Post a Comment