Sudah tidak diragukan lagi bahwa Indonesia memiliki peringkat yang sangat memuaskan dalam bidang warisan budaya, UNESCO saja sudah menobatkan Indonesia masuk ke dalam jajaran 39 Negara dari 139 Negara dengan etnis, usia produktif, situs sejarah dan lain halnya.
Namun peringkat ini tak kunjung memuaskan masyrakat untuk lebih menghargai warisan budaya dan melestarikannya, masih ada rasa ketidakpeduliaan dan kecintaan terhadap sejarah yang telah membangkitkan nama Indonesia. Ironinya tidak berhenti kepada kepeduliaan dan kecintaan masyrakat pemerintah pun turut turun tangan dengan tidak memperdulikan dan seringnya membiarkan situs budaya terbengkalai.
Namun itu dulu, ketika masyrakat seutuhnya tidak perduli dan pemerintah belum menyadari tentang potensi sejati dari sebuah situs budaya, ketika akhirnya segelintir orang dan berubah menjadi banyak membentuk komunitas perduli museum, ketika akhirnya museum dibuka lebih ke umum baik pergelaran seni atau pameran, terselenggaranya pernikahan bahkan untuk show para band, dan yang lebih utama ketika Presiden yang terhormat Susilo Bambang Yudhoyono mengubah Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata menjadi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mungkin awalnya banyak yang bertanya dimana letak sinergi antara 2 bidang itu, namun itu semua terjawab ketika dengan tegas UNDP ( 2008 ) merumuskan bahwa ekonomi kreatif merupakan bagian dari integratif dari pengetahuan yang bersifat invatif, pemanfaatan teknologi secara kreatif, dan buadaya.
Ditambah dengan bersinerginya kedua bidang itu apalagi terkuasai oleh Indonesia maka tidak dapat diragukan bagaimana sektor-sektor pariwisata di Indonesia akan maju dan menguasai dunia. Bagaimana Ekonomi kreatif yang bukan lagi berbasis kepada kebutuhan dan keinginan konsumen tapi sebagai bentuk pemikiran kreatif untuk menarik dan mempertontonkan kebudayaan dengan lebih memesona menjadikan ekonomi kreatif sebagai pasangan ideal bagi pertumbuhan pariwisata yang merupakan sektor konkret untuk mendongkrak PDB agar lebih menjanjikan.
Tentunya bila ini berjalan dengan sangat baik dengan dukungan masyrakat juga maka multplier effect akan dengan sukses terselenggara, dimana dalam sektor pariwisata akan lebih eksis, menarik para wisatawan baik domestik dan luar negeri menjanjikan ekonomi berkembang pesat dan tentunya dengan bauran kreatifitas sebagai tonggaknya maka wisatawan akan dengan setia kembali dan kembali lagi. Ini lah point utama dan terutama dalam pelestarian arsitektur tradisional.
Pemerintah pun terlihat menanggapi serius segala aspek yang melekat pada Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang mencakup kedalam 14 aspek sebagai berikut :
1. Periklanan
2. Arsitektur
4. Kerajinan (Handicraft)
5. Desain
6. Fashion
7. Film, Video, dan Fotgrafi
8. Permainan Interaktif
9. Musik
10. Seni Pertunjukan
11. Penerbitan dan Percetakan
12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak
13. Radio dan Televisi
14. Riset dan Pengembangan
Untuk menegaskan itu semua peran apakah yang harus kita lakukan?
Tentunya peran kita sebagai generasi yang akan meregenerasi atasan harus seutuhnya memahami dan menyadari konsep dari Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pemerintah bukan saja telah menyelenggarakan seminar ataupun kegiatan guna menunjang arti dari kementrian ini, namun juga telah menggebrak dunia pariwisata dengan terobosan-terobosan yang sangat inovatif, bukan saja membiarkan para turis datang dan diam, namun menjerat turis untuk lebih terlibat dalam keragaman kota tersebut.
Sebagai generasi muda tentunya kita harus terlibat dalam hal itu, bukan hal yang membosankan kini pergi ke situs budaya, namun merupakan sesuatu hal yang membanggakan, kita juga dapat berpartisipasi dengan melestraikannya melalui tulisan-tulisan ataupun foto lewat social media. Ada begitu banyak cara untuk melestarikan dan mulai mencintai sejarah.
beberapa foto situs budaya di Jakarta
beberapa foto situs budaya di Jakarta
Cantiknya Monas |
Indahnya Museum Fatahillah |
Cantiknya Museum Keramik |
Sumber :
http://dppm.uii.ac.id/dokumen/dikti/files/DPPM-UII_07._52-66_Pengembangan_Ekonomi_Kreatif_Sebagai_Penggerak_Industri_Pariwisata.pdf
http://travel.kompas.com/read/2011/10/20/08325026/Ini.Dia.Hubungan.Pariwisata.dengan.Ekonomi.Kreatif
http://news.detik.com/read/2012/10/12/112214/2061015/471/pembangunan-pariwisata-dan-ekonomi-kreatif-berbasis-koperasi
Sumber gambar :
http://www.google.co.id/imgres?um=1&hl=id&tbo=d&biw=1366&bih=667&tbm=isch&tbnid=LFGjRBYvvRAlKM:&imgrefurl=http://www.indonesiakreatif.net/index.php/en/news/read/peran-ekonomi-kreatif-secara-nasional&docid=L9MyP8bXaYWzvM&imgurl=http://www.indonesiakreatif.net/upload/Image/Desember%2525202011/Analisis1.jpg&w=659&h=452&ei=FTbPUOzPBYOGrAeRsoCoBw&zoom=1&iact=hc&vpx=617&vpy=4&dur=3025&hovh=186&hovw=271&tx=137&ty=65&sig=106312717145029225551&page=1&tbnh=137&tbnw=193&start=0&ndsp=26&ved=1t:429,r:16,s:0,i:129
Sumber gambar :
http://www.google.co.id/imgres?um=1&hl=id&tbo=d&biw=1366&bih=667&tbm=isch&tbnid=LFGjRBYvvRAlKM:&imgrefurl=http://www.indonesiakreatif.net/index.php/en/news/read/peran-ekonomi-kreatif-secara-nasional&docid=L9MyP8bXaYWzvM&imgurl=http://www.indonesiakreatif.net/upload/Image/Desember%2525202011/Analisis1.jpg&w=659&h=452&ei=FTbPUOzPBYOGrAeRsoCoBw&zoom=1&iact=hc&vpx=617&vpy=4&dur=3025&hovh=186&hovw=271&tx=137&ty=65&sig=106312717145029225551&page=1&tbnh=137&tbnw=193&start=0&ndsp=26&ved=1t:429,r:16,s:0,i:129
No comments:
Post a Comment