kadang aku berfikir hujan adalah pembawa damai dan kesejukan, manakala aku sedang dirundung sedih dan tak dapat menangis, hujan adalah pelampiasanku..
manakala kesedihan tak lagi tertanggungkan dan tak ada teman yang dapat menjadi sandaran hujan adalah pengharapan bagi yang sedang berduka bagi yang sedang lara..
kadang aku berharap pada hujan untuk membawa segala duka dan membawakan mentari yang cerah namun itu semua tidak pernah terjadi..
aku tetap disini memandang hujan yang menyapu bersih debu jalanan dan masalahku tetaplah punyaku sebelum aku berniat untuk menyapu bersihnya..
sudah setahun sejak saat itu dan aku masih belum melupakannya, bagaimana hangat peluk tubuhnya membuatku terbuai dalam indahnya dunia.. bagaimana cintanya yang sederhana dan perilakunya yang sederhana membuat ku selalu teringatnya.
sudah move on kah aku? karena kenyataannya didalam otakku masih selalu berfikir tak ada yang lain yang dapat menggantikannya..
kadang aku berfikir kapankah aku akan mendapatkan pesan dari siapapun itu bahwa dia sudah milik yang lain, setidaknya bila itu menyakitkanku itu akan membuatku lebih baik, dia sudah milik yang lain dan aku belum, dia sudah menemukan penggantiku dan membuatku sakit untuk tersadar bahwa aku telah tergantikan, jika ia masih sendiri seperti ini dalam hati masih banyak pengharapan untuknya..
"haah.." aku hanya dapat menghela nafas panjang dan kemudian beranjak pergi, setahun berpisah dengannya dan kenangan itu belum dapat tergantikan, terlalu banyak kenangan manis dan pahit dengannya, terlalu banyak kenangan-kenangan yang telah kulewati bersamanya.. dan ini menjadi kenyataan pahit ketika aku yang sebenarnya telah melepaskannya pergi dan lebih pahit ketika dia melepasku dengan kenangan yang lebih dalam lagi..
"kamu gak kuliah, ujannya udah berenti tuh.." sahut mama dibalik pintu kamarku, aku hanya mengiyakan lalu pergi kekampus menyambut jejak hujan yang telah menghilang.. apakah aku dapat menghilangkan jejak duka juga dihatiku?
hidupku memang tak mengapa namun hati ini masih terasa hangat dengan adanya sosoknya, Tuhan bisakah engkau menempatkan penggantinya sekarang juga? agar tak lara lagi hatiku akan cinta yang telah terkoyak?
jejak jalan yang kutelusuri dari hari ke hari tak dapat membuatku terbuai akan indahna kehidupan yang nyata aku masih dalam bayang semu dirinya.. meski aku sadar dirinya tidak akan pernah berbuat seperti ini, meski aku sadar aku hanya berharap dalam harapan hampanya..
"masih teringat tentang dirinya?" tanya sahabatku dibawah rindangnya pohon yang berada di area kampus dan aku hanya mengangguk, sebelumnya aku tak pernah membiarkan orang mengusik dukaku namun kini kuingin berbeda aku tak sanggup menahannya sendiri, dan aku ingin ada yang menanggung duka hati ini tidak sendirian.
"sudahlah lupakan mungkin saja dia sudah melupakanmu, dia aja udah kembali ke kebiasaannya yang lama, apa mungkin dia bakal balik lagi ke kamu meski kamu gak suka dengan kebiasannya itu?" ucapannya membuatku terhenyak, ya dia memang sudah kembali kekebiasaan lama yang tak pernah kusukai itu, namun apakah sedangkal itu sukaku?
mungkin tidak, karena kenyataan itu tak membuat kenangannya bergeser sedikitpun dari hatiku, aku masih suka memandanginya dari kejauhan, memandangnya sambil memikirkan apakah yang ada di otakmu apakah yang ada dihatimu, masih aku kah? atau adakah yang lain..
pertanyaan yang membuatku terguncang dan frustrasi aku ingin mengetahuinya! dan sekali lagi aku tidak pernah mengetahui akhir dari pertanyaan itu dan masih setia mengawasinya dari kejauhan..
apakah ini karma dari hati yang terluka? atau peringatan akan indahnya cinta yang sebenarnya?