Christina Ayu Septiarini ( 21210583 )
Tugas softskill Bahasa Indonesia
Tugas softskill Bahasa Indonesia
A.
Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya
merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis
yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi
predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang
menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle
term). Contoh:
Semua
tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Hukum-hukum
Silogisme Katagorik.
§
Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan
harus partikular juga.
Contoh:
Sebagian
makanan tidak menyehatkan (minor).
∴ Sebagian makanan tidak halal dimakan
(konklusi).
§
Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya
harus negatif juga.
Contoh:
Sebagian
pejabat korupsi (minor).
∴ Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).
§
Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil
kesimpulan.
Contoh:
Bambang
adalah politikus (premis 2).
Kedua
premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka
kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin
tidak jujur (konklusi).
§
Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil
kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua
proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya
positif.
Contoh:
Kedua
premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan
§
Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak
akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini
berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.
§
Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat
yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan
salah.
Contoh:
∴ Kambing bukan binatang ?
Binatang
pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positif
§
Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun
premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.
Contoh:
Bulan
itu bersinar di langit.(mayor)
∴ Januari bersinar dilangit?
§
Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat,
dan term, tidak bisa diturunkan konklsinya.
Contoh:
Kucing
adalah binatang.(premis 1)
Domba
adalah binatang.(premis 2)
Beringin
adalah tumbuhan.(premis3)
Sawo
adalah tumbuhan.(premis4)
Dari
premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya
B.
Salah Nalar
Kesalahan Penalaran
Penalaran adalah suatu proses
berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga
sampai pada suatu simpulan.
Salah nalar dapat terjadi di
dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada
kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan
karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
Salah nalar ada dua macam:
1.
Salah nalar
induktif, berupa :
1.
kesalahan karena
generalisasi yang terlalu luas,
2.
kesalahan penilaian
hubungan sebab-akibat,
3.
kesalahan analogi.
2. Kesalahan deduktif dapat
disebabkan :
1.
kesalahan karena
premis mayor tidak dibatasi;
2.
kesalahan karena
adanya term keempat;
3.
kesalahan karena
kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
4.
kesalahan karena
adanya 2 premis negatif.
Fakta atau data yang akan dinalar
itu boleh benar dan boleh tidak benar.
Pengertian dan contoh
salah nalar :
1.
Gagasan,
2.
pikiran,
3.
kepercayaan,
4.
simpulan yang salah,
keliru, atau cacat.
Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi
karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan
tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang
berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini
akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan
karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses
penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau
simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.
Berikut ini salah nalar yang
berhubungan dengan induktif, yaitu :
A. Generelisasi terlalu luas
Contoh : perekonomian Indonesia
sangat berkembang
B. Analogi yang salah
Contoh : ibu Yuni, seorang
penjual batik, yang dapat menjualnya dengan harga terjangkau. Oleh sebab itu,
ibu Lola seorang penjual batik, tentu dapat menjualya dengan harga terjangkau.
Jenis – jenis salah
nalar
1.
Deduksi yang salah :
Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak
memenuhi persyaratan.
contoh :
·
Kalau listrik masuk
desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
·
Semua gelas akan
pecah bila dipukul dengan batu.
2.
Generalisasi terlalu
luas
Salah nalar ini disebabkan oleh
jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya
generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh :
·
Setiap orang yang
telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
·
Anak-anak tidak
boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
3.
Pemilihan terbatas
pada dua alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh
penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh :
·
Orang itu membakar
rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
4.
Penyebab Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh
kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh:
·
Broto mendapat
kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
·
Anak wanita dilarang
duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
5.
Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi
bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan
salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh:
·
Anto walaupun
lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
6.
Argumentasi Bidik
Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan
oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh:
·
Program keluarga berencana
tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam
orang anak.
Konsep dan simbol
dalam penalaran
Penalaran juga merupakan
aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol
atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud
penalaran akan akan berupa argumen. Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep
adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang
digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol
berupa argumen.
Argumenlah yang dapat menentukan
kebenaran konklusi dari premis. Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga
bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak
ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa
proposisi.
Bersama – sama dengan
terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari
proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga
dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan
hasil dari rangkaian pengertian.
KESIMPULAN
Jadi, maksud dari penalaran
adalah untuk menemukan kebenaran. Dan Kebenaran dapat dicapai jika syarat –
syarat dalam menalar dapat dipenuhi :
·
Suatu penalaran bertolak
dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar
atau sesuatu yang memang salah.
·
Dalam penalaran,
pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis
harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal
maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat,
diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti
isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Silogisme
http://seckerfers.wordpress.com/2011/10/28/salah-nalar/
No comments:
Post a Comment